Sabtu, 08 Desember 2012

Sejarah


Sejarah yang bermanfaat. Tidak berakhir dengan sejarah puisi. Tetapi memberikan kebangkitan terhadap suatu bentuk baru bagi sejarah, di mana hubungan dengan akurasi menjadi satu dengan kesenangan untuk mengetahui masa silam dan menceritakannya. Ahli sejarah professional seperti Herodotus lebih kurang merupakan pemikiran tunggal bagi para penganalisis ritual, yang menunjukkan pemunculan mereka. Keinginan manusia tumbuh lebih luas, tingkat dan hasrat ingin tahu bertambah, sehingga pengalaman-pengalaman masa silam yang mereka ceritakan makin bervariasi. Sejarah muncul lebih rumit dan lebih cerdas. Tidak perlu memberikan kesimpulan mengenai hal ini. Bahwa cirri sejarah mengalami perubahan. Kesadaran para ahli sejarah pada akurasi  memberikan kepuasan kepada mereka sendiri selama berabad-abad sebelum muncul ide, bahwa tanda bukti yang mendasari cerita mereka harus berdasarkan kepada pemikiran metode. Metode sejarah dirumuskan pertama kalinya oleh Benedictine seorang sarjana prancis abad ke tujuh belas, yang kemudian memperoleh kemajuan pesat pada abad kesembilan belas. Namun, dalam tahap permulaan, pada suatu waktu kita harus menyelangi penelitian guna merumuskan prinsip pokok, bahwa kritik dan metode, bukan sejarah, namun pengabdiannya, dan siapa saja yang menceritakan riwayat pengalaman kelompok manusia atau orang-orang yang berada dalam suatu kelompok adalah seorang ahli sejarah, apakah kritis atau tidak.
Perkembangan ini merupakan akibat yang sungguh-sungguh terhadap ciri cerita sejarah. Dalam beberapa hal mereka menambah perkembangan dimana unsure-unsur yang bukan cerita bercampur dengan cerita. Apabila kita menyebut sesorang sebagain pahlawan seperti yang dinyatakan oleh Alfred Sidgwick. Maka yang dimaksudkan adalah bahwa dia dapat diharapkan untuk melakukannya secara heronik. Ini merupakan pernyataan yang mengandung suatu kepercayaan terhadap sesuatu yang mendatangkan akibat. Karena kebenaran adalah daftar tulisan cepat mengenai pernyataan-pernyataan tegas yang kausal. Cerita mana pun juga mengandung penjelasanb suatu referensi bagi sebab-sebab, motif-motif, akibat-akibat, dan hasil-hasilnya. Untuk mengatakan bahwa suatu cerita pengalaman masa silam diperlukan, maka disini juga diterapkan suatu prinsip bahwa itu juga memerlukan penjelasan. Sekarang jelaslah, di dalam memperhatikan cirri cerita yang esensial kita tidak mempergunakan pandangan bahwa suatu cerita disajikan berpegang kepada eksplanasi-eksplanasi yang ada.