Sejarah
yang bermanfaat. Tidak berakhir dengan sejarah puisi. Tetapi memberikan
kebangkitan terhadap suatu bentuk baru bagi sejarah, di mana hubungan dengan
akurasi menjadi satu dengan kesenangan untuk mengetahui masa silam dan
menceritakannya. Ahli sejarah professional seperti Herodotus lebih kurang
merupakan pemikiran tunggal bagi para penganalisis ritual, yang menunjukkan
pemunculan mereka. Keinginan manusia tumbuh lebih luas, tingkat dan hasrat
ingin tahu bertambah, sehingga pengalaman-pengalaman masa silam yang mereka
ceritakan makin bervariasi. Sejarah muncul lebih rumit dan lebih cerdas. Tidak
perlu memberikan kesimpulan mengenai hal ini. Bahwa cirri sejarah mengalami
perubahan. Kesadaran para ahli sejarah pada akurasi memberikan kepuasan kepada mereka sendiri
selama berabad-abad sebelum muncul ide, bahwa tanda bukti yang mendasari cerita
mereka harus berdasarkan kepada pemikiran metode. Metode sejarah dirumuskan
pertama kalinya oleh Benedictine seorang sarjana prancis abad ke tujuh belas,
yang kemudian memperoleh kemajuan pesat pada abad kesembilan belas. Namun,
dalam tahap permulaan, pada suatu waktu kita harus menyelangi penelitian guna
merumuskan prinsip pokok, bahwa kritik dan metode, bukan sejarah, namun
pengabdiannya, dan siapa saja yang menceritakan riwayat pengalaman kelompok
manusia atau orang-orang yang berada dalam suatu kelompok adalah seorang ahli
sejarah, apakah kritis atau tidak.
Perkembangan
ini merupakan akibat yang sungguh-sungguh terhadap ciri cerita sejarah. Dalam
beberapa hal mereka menambah perkembangan dimana unsure-unsur yang bukan cerita
bercampur dengan cerita. Apabila kita menyebut sesorang sebagain pahlawan
seperti yang dinyatakan oleh Alfred Sidgwick. Maka yang dimaksudkan adalah
bahwa dia dapat diharapkan untuk melakukannya secara heronik. Ini merupakan
pernyataan yang mengandung suatu kepercayaan terhadap sesuatu yang mendatangkan
akibat. Karena kebenaran adalah daftar tulisan cepat mengenai
pernyataan-pernyataan tegas yang kausal. Cerita mana pun juga mengandung
penjelasanb suatu referensi bagi sebab-sebab, motif-motif, akibat-akibat, dan
hasil-hasilnya. Untuk mengatakan bahwa suatu cerita pengalaman masa silam
diperlukan, maka disini juga diterapkan suatu prinsip bahwa itu juga memerlukan
penjelasan. Sekarang jelaslah, di dalam memperhatikan cirri cerita yang
esensial kita tidak mempergunakan pandangan bahwa suatu cerita disajikan
berpegang kepada eksplanasi-eksplanasi yang ada.